Alat Ukur Kapasitansi Kapasitor Bukan Volt

//

Andri

Pengantar Alat Ukur Kapasitansi

Alat UKUR Yang Khusus Hanya Mengu KUR Nilai Kapasitansi Sebuah Kapasitor Dengan Satuan Volt Adalah – Mengukur kapasitansi sebuah kapasitor mungkin terdengar seperti tugas yang membosankan, seperti menghitung butiran pasir di pantai. Namun, ketepatan pengukuran ini krusial dalam berbagai aplikasi elektronik, dari rangkaian sederhana hingga teknologi canggih. Bayangkan sebuah dunia tanpa kemampuan mengukur kapasitansi – radio kita akan berdengung, komputer kita akan crash, dan smartphone kita akan… yah, tidak akan ada smartphone!

Prinsip dasar pengukuran kapasitansi bergantung pada kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan listrik. Alat ukur kapasitansi mengukur seberapa banyak muatan yang dapat disimpan oleh kapasitor pada tegangan tertentu. Prosesnya bisa melibatkan pengisian kapasitor dengan arus yang diketahui dan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tegangan tertentu, atau dengan mengukur perubahan tegangan pada rangkaian yang berisi kapasitor.

Jenis-jenis Alat Ukur Kapasitansi, Alat UKUR Yang Khusus Hanya Mengu KUR Nilai Kapasitansi Sebuah Kapasitor Dengan Satuan Volt Adalah

Ada berbagai macam alat ukur kapasitansi, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Beberapa alat ukur yang umum digunakan meliputi multimeter digital (yang juga bisa mengukur kapasitansi), LCR meter (alat ukur yang mengukur induktansi, kapasitansi, dan resistansi), dan kapasitansi meter khusus. Pemilihan alat ukur yang tepat bergantung pada kebutuhan akurasi, rentang pengukuran, dan fitur tambahan yang diperlukan.

Tabel Perbandingan Spesifikasi Alat Ukur Kapasitansi

Berikut ini perbandingan spesifikasi tiga alat ukur kapasitansi yang berbeda. Perlu diingat bahwa spesifikasi ini dapat bervariasi tergantung pada model dan produsen.

Alat Ukur Rentang Pengukuran Akurasi Fitur Utama
Multimeter Digital (Contoh: Fluke 117) Biasanya hingga beberapa ratus µF, tergantung model ±(1%+5 digit) Portabel, multifungsi (juga mengukur tegangan, arus, resistansi), harga relatif terjangkau
LCR Meter (Contoh: BK Precision 878B) Dari pF hingga mF, tergantung model ±(0.5%+2 digit) Akurasi tinggi, pengukuran komponen pasif lainnya (L dan R), kemampuan pengukuran frekuensi
Kapasitansi Meter Khusus (Contoh: Hewlett Packard 4275A – model lama, hanya sebagai contoh) Rentang yang sangat luas, hingga beberapa Farad (tergantung model) Akurasi sangat tinggi, hingga 0.01% Pengukuran presisi tinggi, fitur kalibrasi otomatis, sering digunakan di laboratorium

Cara Kerja Alat Ukur Kapasitansi

Cara kerja masing-masing alat ukur sedikit berbeda, tetapi prinsip dasarnya sama: menentukan seberapa banyak muatan yang dapat disimpan oleh kapasitor pada tegangan tertentu. Multimeter digital biasanya menggunakan metode pengisian dan pengosongan kapasitor, lalu menghitung kapasitansinya berdasarkan waktu pengisian/pengosongan. LCR meter menggunakan metode jembatan impedansi, yang membandingkan impedansi kapasitor dengan impedansi komponen lain yang diketahui. Kapasitansi meter khusus seringkali menggunakan teknik yang lebih canggih dan presisi tinggi, seperti pengukuran arus dan tegangan dengan resolusi tinggi dan teknik kompensasi kesalahan.

Alat ukur yang khusus mengukur nilai kapasitansi kapasitor bukanlah voltmeter, yang mengukur tegangan dalam satuan volt. Istilah “KUR” dalam konteks ini membingungkan, karena mengacu pada Kredit Usaha Rakyat, seperti yang dijelaskan di Apa Saja Jenis KUR BNI , bukan pada pengukuran kapasitansi. Pengukuran kapasitansi sendiri menggunakan alat seperti LCR meter, yang memberikan nilai kapasitansi dalam farad (F) atau sub-unitnya, bukan volt.

Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara istilah “KUR” dalam konteks keuangan dan dalam konteks pengukuran elektronika.

Kelebihan dan Kekurangan Alat Ukur Kapasitansi

Setiap alat ukur memiliki kelebihan dan kekurangan. Multimeter digital praktis dan terjangkau, tetapi akurasinya mungkin terbatas. LCR meter menawarkan akurasi yang lebih tinggi dan kemampuan pengukuran yang lebih lengkap, tetapi harganya lebih mahal. Kapasitansi meter khusus memberikan akurasi tertinggi, tetapi harganya sangat mahal dan biasanya hanya digunakan di laboratorium kalibrasi atau riset.

  Kapan KUR BRI 2025 Dibuka Untuk Umum?

Tidak ada alat ukur yang secara khusus mengukur nilai kapasitansi kapasitor dengan satuan Volt. Volt merupakan satuan tegangan, bukan kapasitansi (Farad). Kesalahan pemahaman ini perlu diluruskan. Analogi yang mungkin relevan adalah proses pengajuan KUR, dimana memahami syarat pengajuan sangat krusial, seperti yang dijelaskan di Apa Saja Syarat Untuk Mengajukan KUR BCA. Begitu pula dengan pengukuran kapasitor, pemahaman satuan yang tepat sangat penting untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.

Kesalahan dalam memahami satuan dasar akan menghasilkan data yang menyesatkan, sama seperti pengajuan KUR yang tidak memenuhi syarat akan ditolak.

Satuan Pengukuran Kapasitansi (Volt)

Alat UKUR Yang Khusus Hanya Mengu KUR Nilai Kapasitansi Sebuah Kapasitor Dengan Satuan Volt Adalah

Pernyataan “Alat ukur yang khusus hanya mengukur nilai kapasitansi sebuah kapasitor dengan satuan Volt adalah…” memang keliru. Ini seperti mengatakan kita mengukur berat badan dengan satuan kecepatan! Kapasitansi dan tegangan memang berhubungan erat dalam dunia kapasitor, tetapi mereka adalah besaran yang berbeda dengan satuan yang berbeda pula. Mari kita selami lebih dalam hubungan unik antara keduanya.

Satuan Kapasitansi yang Benar

Satuan yang benar untuk mengukur kapasitansi adalah Farad (F). Satu Farad merupakan kapasitansi yang menyimpan satu Coulomb muatan listrik ketika diberi beda potensial satu Volt. Ya, Volt muncul di sini, tetapi bukan sebagai satuan kapasitansi itu sendiri. Bayangkan Farad sebagai ukuran “seberapa banyak muatan yang bisa ditampung” oleh kapasitor untuk setiap Volt tegangan yang diberikan. Semakin besar nilai Farad, semakin besar kemampuan kapasitor menyimpan muatan.

Tidak ada alat ukur yang secara khusus mengukur nilai kapasitansi kapasitor dalam satuan Volt. Volt merupakan satuan tegangan, bukan kapasitansi. Konsep ini sering membingungkan, mirip dengan kompleksitas mencari informasi mengenai Pinjaman KUR Yang Paling Murah di tengah beragam penawaran. Membandingkan suku bunga dan persyaratan pinjaman sebanding dengan memahami perbedaan antara pengukuran kapasitansi (Farad) dan tegangan (Volt) pada kapasitor.

Oleh karena itu, pemahaman yang tepat sangat krusial, baik dalam konteks kelistrikan maupun finansial.

Hubungan Kapasitansi, Tegangan, dan Muatan Listrik

Ketiga besaran ini saling berkaitan erat melalui persamaan sederhana namun elegan: Q = C x V. Di mana:

Q = Muatan listrik (dalam Coulomb)

C = Kapasitansi (dalam Farad)

V = Tegangan (dalam Volt)

Persamaan ini menunjukkan bahwa muatan (Q) yang dapat disimpan oleh sebuah kapasitor berbanding lurus dengan kapasitansinya (C) dan tegangan (V) yang diberikan. Jika kita meningkatkan tegangan pada kapasitor dengan kapasitansi tetap, maka muatan yang tersimpan juga akan meningkat. Sebaliknya, jika kita menggunakan kapasitor dengan kapasitansi lebih besar pada tegangan yang sama, maka muatan yang tersimpan juga akan lebih besar.

Ilustrasi Hubungan Ketiga Besaran

Bayangkan sebuah balon (kapasitor). Ukuran balon mewakili kapasitansi (C). Semakin besar balon, semakin besar kapasitansinya. Udara yang ditiupkan ke dalam balon mewakili muatan listrik (Q). Semakin banyak udara, semakin besar muatannya. Tekanan yang dibutuhkan untuk meniup balon mewakili tegangan (V). Semakin besar tekanan, semakin besar tegangan yang dibutuhkan untuk mengisi balon dengan udara. Jika kita memiliki balon besar (kapasitansi tinggi), kita bisa meniupnya dengan tekanan rendah (tegangan rendah) dan tetap mendapatkan banyak udara di dalamnya (muatan tinggi). Sebaliknya, balon kecil (kapasitansi rendah) membutuhkan tekanan tinggi (tegangan tinggi) untuk menyimpan jumlah udara yang sama.

Peran Volt dalam Pengukuran Kapasitor

Walaupun Volt bukan satuan kapasitansi, ia berperan penting dalam menentukan kemampuan penyimpanan muatan kapasitor. Alat ukur kapasitor seringkali mengukur baik kapasitansi (dalam Farad) maupun tegangan (dalam Volt) yang diterapkan pada kapasitor. Tegangan maksimum yang dapat ditahan kapasitor (tegangan kerja) merupakan spesifikasi penting yang harus diperhatikan agar kapasitor tidak rusak. Jadi, Volt memberikan informasi penting terkait kemampuan dan batasan operasional kapasitor, bukan sebagai satuan ukur kapasitansi itu sendiri.

Tidak ada alat ukur yang secara khusus mengukur nilai kapasitansi kapasitor dengan satuan volt. Volt merupakan satuan tegangan, bukan kapasitansi (Farad). Kesalahan pemahaman ini mungkin muncul dari konteks penggunaan kapasitor dalam rangkaian listrik. Namun, menarik untuk dianalogikan dengan KUR, di mana pemahaman yang tepat tentang manfaatnya krusial. Memahami keuntungan KUR, seperti yang dijelaskan di Menurut Kamu Apa Keuntungan Pemberian KUR , sama pentingnya dengan memahami prinsip dasar pengukuran kapasitansi menggunakan alat ukur yang tepat, seperti LCR meter, untuk menghindari kesalahan interpretasi data.

  Apakah Ada Biaya Administrasi KUR BNI?

Faktor yang Mempengaruhi Pengukuran Kapasitansi: Alat UKUR Yang Khusus Hanya Mengu KUR Nilai Kapasitansi Sebuah Kapasitor Dengan Satuan Volt Adalah

Mengukur kapasitansi kapasitor ibarat menimbang kue: sepertinya mudah, tapi banyak faktor yang bisa bikin timbangannya berbohong! Hasil pengukuran kapasitansi bisa melenceng jauh dari nilai sebenarnya jika kita mengabaikan beberapa faktor penting. Mari kita bongkar satu per satu “musuh” akurasi pengukuran kapasitansi ini.

Pengaruh Faktor Lingkungan

Lingkungan sekitar ternyata punya andil besar dalam menentukan seberapa akurat hasil pengukuran kita. Bayangkan Anda sedang menimbang kue di tengah badai pasir – hasilnya pasti kacau! Begitu pula dengan pengukuran kapasitansi.

Tidak ada alat ukur yang secara khusus mengukur kapasitansi kapasitor dalam satuan Volt. Volt merupakan satuan tegangan, bukan kapasitansi. Kapasitansi diukur dalam Farad. Kesalahan pemahaman ini mungkin serupa dengan kesalahan dalam memahami persyaratan KUR, dimana perlu kejelasan siapa yang berhak mendapatkannya, seperti yang dijelaskan di Siapa Yang Berhak Mendapatkan KUR BTN. Kembali ke topik utama, pengukuran kapasitansi membutuhkan alat ukur seperti LCR meter, bukan voltmeter.

Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan satuan dan alat ukur yang tepat untuk menghindari kesalahan pengukuran seperti halnya memahami persyaratan KUR sebelum mengajukan permohonan.

  • Temperatur: Perubahan suhu dapat mempengaruhi nilai kapasitansi, terutama pada kapasitor elektrolitik. Suhu yang lebih tinggi bisa menyebabkan peningkatan kapasitansi, sementara suhu rendah bisa menurunkan kapasitansi. Perbedaannya bisa mencapai beberapa persen.
  • Kelembaban: Udara lembap bisa menyebabkan lapisan isolasi kapasitor menyerap air, yang selanjutnya mengubah sifat dielektriknya dan mempengaruhi kapasitansi. Kapasitor keramik, khususnya, rentan terhadap pengaruh kelembaban.
  • Medan Elektromagnetik: Medan elektromagnetik yang kuat di sekitar alat ukur atau kapasitor yang diukur dapat menginduksi arus dan tegangan liar, sehingga mengganggu pengukuran dan menghasilkan nilai kapasitansi yang tidak akurat. Bayangkan sedang menimbang kue di dekat magnet raksasa!

Pengaruh Jenis Kapasitor

Tidak semua kapasitor diciptakan sama. Sama seperti kita tidak akan menimbang kue bolu dengan timbangan emas, kita juga perlu memilih metode pengukuran yang tepat sesuai jenis kapasitornya.

  • Kapasitor Elektrolitik: Kapasitor jenis ini sangat sensitif terhadap polaritas tegangan dan suhu. Pengukuran harus dilakukan dengan hati-hati, memastikan polaritas terhubung dengan benar dan suhu lingkungan terkontrol.
  • Kapasitor Keramik: Umumnya lebih stabil dibandingkan elektrolitik, namun tetap rentan terhadap pengaruh kelembaban dan suhu. Metode pengukuran yang tepat harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.
  • Kapasitor Film: Relatif lebih stabil terhadap perubahan suhu dan kelembaban, tetapi tetap perlu diperhatikan kondisi lingkungan untuk memastikan akurasi pengukuran yang tinggi.

Poin-Poin Penting untuk Akurasi Pengukuran

Untuk mendapatkan hasil pengukuran kapasitansi yang akurat, perhatikan poin-poin berikut:

  • Kalibrasi alat ukur secara berkala.
  • Kontrol suhu dan kelembaban lingkungan pengukuran.
  • Hindari medan elektromagnetik yang kuat di sekitar alat ukur dan kapasitor.
  • Pilih metode pengukuran yang tepat sesuai jenis kapasitor.
  • Ulangi pengukuran beberapa kali untuk memastikan konsistensi hasil.

Contoh Kasus Kesalahan Pengukuran

Seorang teknisi sedang mengukur kapasitansi kapasitor elektrolitik di ruangan yang sangat lembap dan panas. Karena mengabaikan faktor lingkungan, hasil pengukurannya jauh melenceng dari nilai sebenarnya. Kapasitor dianggap rusak, padahal sebenarnya masih berfungsi dengan baik. Setelah dilakukan pengukuran ulang di lingkungan terkontrol, kapasitor tersebut terbukti masih dalam kondisi baik.

Interpretasi Hasil Pengukuran

Alat UKUR Yang Khusus Hanya Mengu KUR Nilai Kapasitansi Sebuah Kapasitor Dengan Satuan Volt Adalah

Setelah berjibaku dengan alat ukur kapasitansi—yang mungkin tampak seperti kotak ajaib bagi sebagian orang—kita sampai pada tahap krusial: memahami hasil pengukurannya. Jangan sampai kita hanya mendapatkan angka-angka tanpa mengerti artinya, seperti membaca ramalan bintang tanpa tahu zodiak kita sendiri! Interpretasi yang tepat akan mengungkap kesehatan kapasitor dan bahkan menyelamatkan kita dari kerusakan sistem yang lebih besar.

Hasil pengukuran kapasitansi, biasanya dinyatakan dalam farad (F) atau sub-unitnya seperti mikrofarad (µF) atau pikofarad (pF), memberikan gambaran seberapa banyak muatan listrik yang dapat disimpan oleh kapasitor pada tegangan tertentu. Nilai yang terukur dibandingkan dengan nilai nominal kapasitor (nilai yang tertera pada kapasitor) untuk menentukan apakah kapasitor tersebut masih berfungsi dengan baik.

Identifikasi Potensi Masalah Kapasitor

Perbedaan antara nilai terukur dan nilai nominal dapat mengindikasikan masalah pada kapasitor. Sebuah kapasitor yang menunjukkan nilai jauh lebih rendah dari nilai nominalnya mungkin mengalami kebocoran (leakage) atau telah rusak. Sebaliknya, nilai yang jauh lebih tinggi bisa menandakan kapasitor mengalami efek kapasitansi parasit yang signifikan, atau bahkan sudah mengalami kerusakan internal yang menyebabkan perubahan signifikan dalam sifat dielektriknya. Bayangkan kapasitor sebagai sebuah balon—jika balon bocor, ia tak mampu menampung udara (muatan) sebanyak yang seharusnya. Begitu pula kapasitor yang bocor.

  • Nilai jauh lebih rendah: Kemungkinan besar kapasitor bocor atau rusak.
  • Nilai jauh lebih tinggi: Indikasi kapasitansi parasit yang signifikan atau kerusakan internal.
  • Nilai mendekati nominal: Kapasitor dalam kondisi baik.
  Apa Saja Keuntungan Menggunakan KUR BRI?

Contoh Kasus Pengukuran Kapasitansi dan Analisisnya

Mari kita ambil contoh kasus. Misalkan kita mengukur kapasitansi sebuah kapasitor 10 µF. Hasil pengukuran ditunjukkan di bawah ini:

Pengukuran 1: 9.8 µF
Pengukuran 2: 9.9 µF
Pengukuran 3: 10.1 µF

Dalam kasus ini, hasil pengukuran relatif konsisten dan mendekati nilai nominal (10 µF). Ini menunjukkan bahwa kapasitor dalam kondisi baik dan berfungsi sebagaimana mestinya. Namun, jika hasil pengukuran menunjukkan nilai yang jauh berbeda, misalnya 5 µF atau 15 µF, maka kita perlu menyelidiki lebih lanjut dan mungkin mengganti kapasitor tersebut.

Kalibrasi Alat Ukur Kapasitansi

Akurasi pengukuran sangat bergantung pada keakuratan alat ukur. Kalibrasi berkala menjadi penting untuk memastikan hasil pengukuran tepercaya. Proses kalibrasi biasanya melibatkan pembandingan hasil pengukuran alat ukur dengan standar kapasitor yang telah terkalibrasi secara akurat. Prosedur kalibrasi spesifik akan bergantung pada jenis dan model alat ukur yang digunakan, dan biasanya dijelaskan secara detail dalam manual alat ukur tersebut. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan manual tersebut, atau ahli jika diperlukan!

Pentingnya Ketelitian dan Ketepatan

Ketelitian dan ketepatan dalam pengukuran kapasitansi sangat penting untuk memastikan keakuratan hasil dan menghindari kesalahan dalam perancangan atau perbaikan sirkuit. Kesalahan kecil dalam pengukuran kapasitansi dapat menyebabkan malfungsi pada rangkaian elektronik, bahkan bisa menyebabkan kerusakan komponen lain yang terhubung. Oleh karena itu, selalu pastikan untuk mengikuti prosedur pengukuran yang benar, menggunakan alat ukur yang terkalibrasi, dan melakukan pengukuran berulang untuk memastikan keakuratan hasil.

Aplikasi Pengukuran Kapasitansi

Pengukuran kapasitansi bukanlah sekadar aktivitas laboratorium yang membosankan. Faktanya, kemampuan untuk mengukur kapasitansi dengan tepat merupakan kunci dalam berbagai bidang, dari memastikan kinerja handphone Anda hingga menjaga stabilitas jaringan listrik. Bayangkan dunia tanpa kapasitor yang berfungsi sempurna – kebanyakan perangkat elektronik kita akan menjadi tumpukan besi tua yang tak berguna! Mari kita selami beberapa aplikasi menariknya.

Pengukuran Kapasitansi dalam Elektronika

Dalam dunia elektronika, pengukuran kapasitansi sangat krusial. Kapasitor, komponen kecil namun vital, berperan dalam penyaringan sinyal, penyimpan energi, dan pembentukan waktu dalam berbagai rangkaian. Sebuah kapasitor yang rusak dapat menyebabkan malfungsi pada perangkat, mulai dari mati total hingga kinerja yang tidak stabil. Misalnya, pada rangkaian power supply, kapasitor elektrolit yang bocor atau bernilai kapasitansi yang lebih rendah dari spesifikasi dapat menyebabkan fluktuasi tegangan yang merusak komponen lain.

Diagnosa Kerusakan Peralatan Elektronik Menggunakan Pengukuran Kapasitansi

Pengukuran kapasitansi menjadi alat diagnostik yang efektif untuk mendeteksi kerusakan pada peralatan elektronik. Nilai kapasitansi yang menyimpang dari spesifikasi menunjukkan adanya kemungkinan kerusakan pada kapasitor itu sendiri, atau indikasi masalah pada komponen lain yang terkait. Misalnya, jika kapasitansi suatu kapasitor filter pada rangkaian audio jauh lebih rendah dari yang seharusnya, hal ini bisa menandakan kapasitor tersebut sudah aus dan perlu diganti, mengakibatkan suara yang distorsi atau bahkan tidak ada suara sama sekali. Proses pengukuran ini seringkali melibatkan multimeter digital yang dilengkapi dengan fungsi pengukuran kapasitansi.

Skenario Pemecahan Masalah Rangkaian Elektronik

Bayangkan sebuah rangkaian penguat audio sederhana yang tiba-tiba menghasilkan suara yang berisik dan distorsi. Setelah pemeriksaan visual, tidak ditemukan kerusakan fisik. Salah satu langkah pemecahan masalah adalah mengukur kapasitansi kapasitor kopling pada rangkaian tersebut. Kapasitor kopling ini biasanya bernilai beberapa mikrofarad. Jika pengukuran menunjukkan nilai kapasitansi jauh lebih rendah atau bahkan nol, hal ini menunjukkan kapasitor tersebut telah rusak dan perlu diganti.

Langkah-langkah Pengukuran Kapasitansi

  1. Matikan daya rangkaian elektronik.
  2. Lepaskan kapasitor dari rangkaian dengan hati-hati.
  3. Atur multimeter ke mode pengukuran kapasitansi.
  4. Hubungkan probe multimeter ke terminal kapasitor.
  5. Baca nilai kapasitansi yang ditampilkan pada multimeter.
  6. Bandingkan nilai yang terukur dengan nilai nominal kapasitor.

Perbaikan atau Penggantian Komponen Rusak

Jika nilai kapasitansi yang terukur berbeda signifikan dari nilai nominal, maka kapasitor tersebut perlu diganti. Pastikan untuk menggunakan kapasitor pengganti dengan nilai kapasitansi dan tegangan kerja yang sama atau lebih tinggi. Setelah mengganti kapasitor, hidupkan kembali rangkaian dan uji kinerjanya. Jika masalah teratasi, berarti pengukuran kapasitansi telah berhasil mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pada rangkaian tersebut. Namun, jika masalah masih berlanjut, maka perlu dilakukan investigasi lebih lanjut untuk mencari penyebab lainnya.

Pengukuran Kapasitansi dalam Telekomunikasi

Dalam sistem telekomunikasi, kapasitor digunakan secara luas dalam filter, penyetel frekuensi, dan rangkaian pencocokan impedansi. Pengukuran kapasitansi presisi tinggi diperlukan untuk memastikan kinerja optimal dari sistem tersebut. Kapasitor yang rusak dapat menyebabkan penurunan kualitas sinyal, interferensi, dan bahkan kegagalan sistem.

Pengukuran Kapasitansi dalam Industri Energi

Di bidang energi, kapasitor digunakan dalam sistem tenaga listrik untuk koreksi faktor daya dan penyimpanan energi. Pengukuran kapasitansi membantu memastikan efisiensi dan stabilitas sistem tenaga. Kapasitor yang rusak atau kapasitansi yang tidak tepat dapat menyebabkan kerugian energi dan bahkan kerusakan pada peralatan. Misalnya, kapasitor bank pada sistem distribusi listrik yang mengalami penurunan kapasitansi dapat menyebabkan tegangan yang tidak stabil.