Memahami Take Over Pinjaman Bank BRI
Take over pinjaman Bank BRI merupakan solusi bagi debitur yang ingin memindahkan pinjamannya dari satu bank ke Bank BRI. Proses ini menawarkan potensi untuk mendapatkan suku bunga yang lebih rendah, tenor yang lebih panjang, atau bahkan mendapatkan fasilitas tambahan. Pemahaman yang baik tentang proses, syarat, dan ketentuan take over sangat penting sebelum memutuskan untuk menggunakan layanan ini.
Proses Take Over Pinjaman Bank BRI
Proses take over pinjaman Bank BRI umumnya diawali dengan pengajuan permohonan oleh debitur kepada Bank BRI. Bank BRI akan melakukan verifikasi data dan kelayakan debitur. Setelah disetujui, Bank BRI akan menghubungi bank pemberi pinjaman sebelumnya untuk melakukan negosiasi dan penyelesaian administrasi. Proses ini melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pengumpulan dokumen hingga penandatanganan perjanjian kredit baru di Bank BRI. Durasi proses take over dapat bervariasi tergantung kompleksitas kasus dan kelengkapan dokumen.
Syarat dan Ketentuan Take Over Pinjaman Bank BRI
Syarat dan ketentuan take over pinjaman Bank BRI bervariasi tergantung jenis pinjaman dan profil debitur. Secara umum, persyaratan meliputi persyaratan umum seperti memiliki penghasilan tetap, memiliki agunan yang cukup, dan memiliki riwayat kredit yang baik. Bank BRI juga akan mempertimbangkan rasio debt-to-income (DTI) debitur untuk memastikan kemampuannya dalam membayar cicilan. Detail persyaratan akan diinformasikan oleh petugas Bank BRI setelah debitur mengajukan permohonan.
Dokumen Penting untuk Pengajuan Take Over Pinjaman Bank BRI
Dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan take over pinjaman Bank BRI umumnya meliputi identitas diri debitur, bukti kepemilikan agunan, slip gaji atau bukti penghasilan, dan dokumen pinjaman dari bank sebelumnya. Daftar lengkap dokumen akan diberikan oleh Bank BRI saat proses pengajuan. Kelengkapan dokumen sangat penting untuk mempercepat proses take over.
- KTP/SIM
- Kartu Keluarga
- Bukti Kepemilikan Aset (sertifikat tanah, BPKB)
- Slip Gaji/Surat Keterangan Penghasilan
- Surat Perjanjian Pinjaman dari Bank Sebelumnya
- SPT Pajak
Perbandingan Take Over Pinjaman Bank BRI dengan Refinancing
Take over dan refinancing sama-sama metode untuk mengelola pinjaman yang ada, namun memiliki perbedaan signifikan. Take over memindahkan pinjaman dari satu lembaga keuangan ke lembaga keuangan lain, sedangkan refinancing melibatkan perpanjangan atau pengubahan struktur pinjaman di lembaga keuangan yang sama. Take over mungkin menawarkan suku bunga yang lebih kompetitif dari bank lain, sedangkan refinancing bisa memberikan fleksibilitas dalam tenor atau jumlah pinjaman.
Tabel Perbandingan Biaya dan Keuntungan
Perbandingan biaya dan keuntungan antara take over, refinancing, dan mempertahankan pinjaman lama sangat bergantung pada kondisi masing-masing individu dan penawaran dari bank. Berikut tabel perbandingan umum, namun perlu diingat bahwa angka-angka ini bersifat ilustrasi dan dapat berbeda berdasarkan kondisi riil.
Metode | Biaya | Keuntungan |
---|---|---|
Take Over | Biaya administrasi, biaya provisi (bervariasi tergantung bank) | Potensi suku bunga lebih rendah, tenor lebih panjang, fasilitas tambahan |
Refinancing | Biaya administrasi, biaya provisi (biasanya lebih rendah dari take over) | Fleksibel dalam tenor dan jumlah pinjaman |
Mempertahankan Pinjaman Lama | Cicilan sesuai perjanjian awal | Tidak ada biaya tambahan, proses sederhana |
Keuntungan dan Kerugian Take Over Pinjaman Bank BRI
Take over pinjaman, atau alih kredit, adalah proses memindahkan pinjaman yang ada dari satu lembaga keuangan ke lembaga keuangan lain. Dalam konteks ini, kita akan membahas keuntungan dan kerugian melakukan take over pinjaman dari Bank BRI ke lembaga keuangan lain. Keputusan untuk melakukan take over perlu dipertimbangkan dengan matang, karena melibatkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan Anda secara signifikan.
Keuntungan Take Over Pinjaman Bank BRI
Beberapa keuntungan yang mungkin didapatkan dari take over pinjaman Bank BRI meliputi suku bunga yang lebih rendah, tenor yang lebih panjang, dan kemudahan administrasi. Perlu diingat bahwa keuntungan ini bergantung pada berbagai faktor, termasuk profil kredit Anda dan penawaran dari lembaga keuangan baru.
- Suku Bunga Lebih Rendah: Lembaga keuangan lain mungkin menawarkan suku bunga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan suku bunga pinjaman Anda saat ini di Bank BRI. Ini akan berdampak pada pengurangan total biaya pinjaman yang harus Anda bayarkan.
- Tenor Pinjaman Lebih Panjang: Take over dapat memungkinkan Anda untuk memperpanjang jangka waktu pembayaran pinjaman (tenor). Dengan tenor yang lebih panjang, cicilan bulanan akan menjadi lebih rendah, meskipun total biaya pinjaman mungkin sedikit meningkat karena bunga yang dibayarkan lebih lama.
- Biaya Administrasi Lebih Rendah: Beberapa lembaga keuangan menawarkan biaya administrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan Bank BRI. Ini dapat menghemat pengeluaran Anda secara keseluruhan.
- Kemudahan dalam Proses Pengajuan: Beberapa lembaga keuangan memiliki proses pengajuan take over yang lebih sederhana dan cepat dibandingkan dengan Bank BRI. Hal ini dapat menghemat waktu dan tenaga Anda.
- Penambahan Fasilitas: Beberapa lembaga keuangan mungkin menawarkan fasilitas tambahan, seperti asuransi jiwa atau asuransi kredit, yang tidak tersedia pada pinjaman Anda di Bank BRI.
Kerugian Take Over Pinjaman Bank BRI
Meskipun menawarkan beberapa keuntungan, take over pinjaman juga memiliki beberapa potensi kerugian yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Perlu evaluasi yang cermat untuk menghindari konsekuensi negatif yang tidak diinginkan.
- Biaya Administrasi yang Tinggi: Beberapa lembaga keuangan membebankan biaya administrasi yang cukup tinggi untuk proses take over. Biaya ini perlu diperhitungkan dalam perencanaan keuangan Anda.
- Proses yang Rumit dan Panjang: Proses take over pinjaman bisa memakan waktu dan rumit, terutama jika terdapat persyaratan dokumen yang banyak atau proses verifikasi yang lama.
- Penolakan Permohonan: Tidak semua permohonan take over disetujui oleh lembaga keuangan. Hal ini dapat terjadi jika profil kredit Anda tidak memenuhi persyaratan atau jika terdapat masalah dengan riwayat pembayaran pinjaman Anda.
- Denda dan Biaya Penalti: Bank BRI mungkin membebankan denda atau biaya penalti jika Anda melakukan take over pinjaman sebelum masa tenor yang telah disepakati berakhir.
- Kondisi Pinjaman yang Kurang Menguntungkan: Meskipun bertujuan mendapatkan suku bunga yang lebih rendah, terkadang penawaran dari lembaga keuangan lain tidak sebaik yang diharapkan, bahkan mungkin kurang menguntungkan dibandingkan pinjaman di Bank BRI.
Skenario Ideal Take Over Pinjaman Bank BRI yang Menguntungkan
Bayangkan seorang Bapak Budi memiliki pinjaman KPR di Bank BRI dengan suku bunga 12% per tahun dan tenor 15 tahun. Ia menemukan penawaran take over dari bank lain dengan suku bunga 9% per tahun dan tenor 20 tahun. Dengan take over, cicilan bulanannya menjadi lebih rendah, memberikannya lebih banyak ruang gerak keuangan. Total biaya pinjaman memang meningkat sedikit karena tenor yang lebih panjang, tetapi penghematan suku bunga yang signifikan jauh lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Skenario Take Over Pinjaman Bank BRI yang Merugikan
Ibu Ani memiliki pinjaman di Bank BRI dengan suku bunga 10% dan tenor 5 tahun. Ia tergiur dengan penawaran take over dari bank lain yang menjanjikan suku bunga lebih rendah, tetapi ternyata tersembunyi biaya administrasi yang sangat tinggi dan proses yang berbelit-belit. Setelah menghitung semua biaya, total biaya pinjamannya justru lebih mahal dibandingkan dengan pinjaman sebelumnya di Bank BRI.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Take Over Pinjaman Bank BRI
Keputusan untuk melakukan take over pinjaman Bank BRI perlu mempertimbangkan beberapa faktor penting, seperti suku bunga yang ditawarkan oleh lembaga keuangan lain, biaya administrasi, tenor pinjaman, profil kredit peminjam, dan riwayat pembayaran pinjaman sebelumnya. Analisis yang teliti dan perbandingan penawaran dari berbagai lembaga keuangan sangat penting untuk memastikan keputusan yang tepat dan menguntungkan.
Prosedur dan Langkah-langkah Take Over Pinjaman Bank BRI
Take over pinjaman Bank BRI merupakan proses pengalihan kewajiban pembayaran pinjaman dari debitur lama ke debitur baru. Proses ini memerlukan pemahaman yang baik tentang prosedur dan persyaratan yang berlaku. Berikut ini uraian detail mengenai langkah-langkahnya.
Langkah-langkah Take Over Pinjaman Bank BRI
Proses take over pinjaman Bank BRI umumnya melibatkan beberapa tahapan penting. Keberhasilan proses ini sangat bergantung pada kesiapan dokumen dan komunikasi yang efektif antara pihak-pihak yang terlibat.
- Pengajuan Permohonan: Debitur baru mengajukan permohonan take over pinjaman secara tertulis kepada Bank BRI, menyertakan dokumen pendukung seperti identitas diri, bukti penghasilan, dan laporan keuangan.
- Verifikasi Data dan Dokumen: Bank BRI akan memverifikasi data dan dokumen yang diajukan oleh debitur baru untuk memastikan kelayakan dan keabsahannya.
- Penilaian Risiko: Bank BRI akan melakukan penilaian risiko kredit terhadap debitur baru untuk memastikan kemampuannya dalam melunasi pinjaman.
- Negosiasi dan Kesepakatan: Setelah penilaian risiko, Bank BRI akan melakukan negosiasi dengan debitur baru dan debitur lama untuk mencapai kesepakatan mengenai suku bunga, jangka waktu, dan biaya-biaya yang terkait.
- Penandatanganan Perjanjian: Setelah kesepakatan tercapai, debitur baru dan Bank BRI akan menandatangani perjanjian take over pinjaman.
- Pelunasan Pinjaman Lama: Bank BRI akan melunasi pinjaman lama debitur lama setelah perjanjian take over ditandatangani.
- Pengalihan Pinjaman: Pinjaman secara resmi dialihkan dari debitur lama ke debitur baru.
Diagram Alur Take Over Pinjaman Bank BRI
Proses take over pinjaman dapat divisualisasikan melalui diagram alur berikut (deskripsi diagram alur): Debitur baru mengajukan permohonan → Bank BRI memverifikasi dokumen → Penilaian risiko kredit debitur baru → Negosiasi dan kesepakatan → Penandatanganan perjanjian → Pelunasan pinjaman lama → Pengalihan pinjaman ke debitur baru. Setiap tahap memiliki persyaratan dan dokumen yang harus dipenuhi.
Peran dan Tanggung Jawab Masing-masing Pihak
Keberhasilan proses take over bergantung pada kerjasama dan pemahaman peran masing-masing pihak yang terlibat.
Pihak | Tanggung Jawab |
---|---|
Debitur Lama | Memberikan persetujuan untuk take over, melengkapi dokumen yang dibutuhkan. |
Debitur Baru | Mengajukan permohonan, melengkapi dokumen, memenuhi persyaratan kredit Bank BRI. |
Bank BRI | Meneliti kelayakan debitur baru, memverifikasi dokumen, melakukan negosiasi, dan memproses pengalihan pinjaman. |
Contoh Kasus Sukses dan Gagal Take Over Pinjaman Bank BRI
Berikut contoh kasus (deskripsi saja, tanpa detail data spesifik untuk menjaga kerahasiaan): Kasus sukses biasanya ditandai dengan kesiapan dokumen debitur baru yang lengkap dan memenuhi syarat kredit Bank BRI, serta negosiasi yang lancar antara semua pihak. Kasus gagal sering disebabkan oleh ketidaklengkapan dokumen, riwayat kredit debitur baru yang buruk, atau ketidaksepakatan dalam negosiasi.
Penting untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan sebelum melakukan take over pinjaman Bank BRI. Ahli keuangan dapat membantu menganalisis kelayakan finansial, negosiasi, dan memastikan proses berjalan lancar dan menguntungkan.
Pertimbangan Hukum dan Risiko Take Over Pinjaman Bank BRI
Proses take over pinjaman Bank BRI, meskipun menawarkan solusi finansial bagi debitur yang terlilit hutang, menyimpan berbagai pertimbangan hukum dan risiko yang perlu dipahami secara matang. Memahami aspek-aspek ini akan membantu debitur dan pihak terkait untuk mengambil keputusan yang tepat dan meminimalisir potensi kerugian.
Aspek Hukum Take Over Pinjaman Bank BRI
Take over pinjaman Bank BRI melibatkan beberapa aspek hukum penting, terutama terkait dengan perjanjian kredit awal, peraturan perbankan, dan hukum perdata. Perjanjian take over harus dibuat secara sah dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Proses ini juga melibatkan penyesuaian akad kredit, termasuk perubahan suku bunga, jangka waktu pinjaman, dan pihak-pihak yang terlibat. Konsultasi dengan ahli hukum perbankan sangat disarankan untuk memastikan kepatuhan hukum dan melindungi hak-hak semua pihak.
Potensi Risiko dan Kendala dalam Proses Take Over
Proses take over pinjaman Bank BRI bukanlah tanpa risiko. Beberapa kendala potensial meliputi kesulitan dalam negosiasi dengan Bank BRI dan pihak ketiga yang terlibat, penundaan proses administrasi, dan potensi sengketa hukum jika terjadi ketidaksepakatan. Selain itu, debitur perlu mempertimbangkan risiko terkait dengan kemampuan pembayaran setelah take over, serta potensi biaya tambahan yang mungkin timbul selama proses tersebut.
Strategi Mitigasi Risiko Take Over Pinjaman
Untuk meminimalisir kerugian, strategi mitigasi risiko yang efektif sangat penting. Hal ini meliputi melakukan due diligence yang teliti terhadap pihak yang akan melakukan take over, mencari konsultasi hukum untuk memahami implikasi hukum dari perjanjian, dan menetapkan kesepakatan yang jelas dan terinci dalam perjanjian take over. Transparansi dan komunikasi yang efektif antara debitur, Bank BRI, dan pihak ketiga juga krusial untuk menghindari kesalahpahaman dan sengketa.
Tabel Risiko dan Strategi Mitigasi
Potensi Risiko | Strategi Mitigasi |
---|---|
Ketidakjelasan dalam perjanjian take over | Konsultasi hukum dan pembuatan perjanjian yang rinci dan jelas |
Kegagalan negosiasi dengan Bank BRI | Persiapan yang matang dan negosiasi yang terstruktur |
Penundaan proses administrasi | Pengurusan dokumen yang lengkap dan tepat waktu |
Ketidakmampuan membayar setelah take over | Evaluasi kemampuan finansial yang realistis |
Biaya tambahan yang tidak terduga | Perencanaan anggaran yang komprehensif |
Strategi Komunikasi Efektif dalam Proses Take Over
Komunikasi yang efektif merupakan kunci keberhasilan proses take over. Debitur perlu berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan Bank BRI dan pihak ketiga yang terlibat. Saling berbagi informasi secara transparan akan membantu menyelesaikan masalah yang muncul dan mencegah kesalahpahaman. Saluran komunikasi yang jelas dan terstruktur, misalnya melalui pertemuan rutin atau surat resmi, perlu dibentuk untuk memastikan semua pihak tetap terinformasi dan terkoordinasi.
Perbedaan Take Over dan Refinancing serta Hal-Hal Penting Lainnya: Take Over Pinjaman Bank Bri
Memutuskan untuk mengambil alih pinjaman (take over) atau melakukan refinancing merupakan keputusan finansial penting yang memerlukan pemahaman menyeluruh. Kedua opsi ini menawarkan solusi untuk mengelola utang, namun memiliki mekanisme dan implikasi yang berbeda. Artikel ini akan membahas perbedaan mendasar antara take over dan refinancing, serta menjawab pertanyaan umum seputar proses take over pinjaman di Bank BRI.
Perbedaan Take Over dan Refinancing Pinjaman
Take over pinjaman melibatkan perpindahan kepemilikan pinjaman dari satu lembaga keuangan ke lembaga keuangan lain. Anda, sebagai debitur, tetap memiliki kewajiban yang sama, hanya saja kewajiban tersebut kini dilayani kepada kreditur baru. Sementara itu, refinancing melibatkan negosiasi ulang kondisi pinjaman yang ada dengan kreditur yang sama. Ini bisa berupa perubahan jangka waktu pinjaman, suku bunga, atau bahkan jumlah pinjaman yang disesuaikan. Intinya, take over mengganti kreditur, sedangkan refinancing hanya mengubah syarat dan ketentuan pinjaman yang sudah ada.
Perhitungan Total Biaya Take Over Pinjaman
Menghitung total biaya take over pinjaman memerlukan ketelitian. Biaya yang perlu dipertimbangkan meliputi biaya administrasi dari bank baru, potensi penalti dari bank lama jika ada klausul yang mengatur hal tersebut, dan perbedaan suku bunga antara bank lama dan bank baru. Perbedaan suku bunga akan memengaruhi besarnya cicilan bulanan dan total bunga yang dibayarkan selama masa pinjaman. Anda perlu membandingkan total biaya yang dikeluarkan dalam skenario take over dengan biaya yang akan dikeluarkan jika melanjutkan pinjaman di bank lama untuk menentukan opsi yang lebih menguntungkan.
Lama Waktu Proses Take Over Pinjaman Bank BRI
Durasi proses take over pinjaman di Bank BRI bervariasi, tergantung pada kelengkapan dokumen dan kompleksitas pengajuan. Secara umum, proses ini dapat memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan. Kecepatan proses juga dipengaruhi oleh efisiensi internal Bank BRI dan kecepatan respon debitur dalam melengkapi dokumen yang dibutuhkan. Untuk memastikan proses berjalan lancar, penting untuk mempersiapkan semua dokumen yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat.
Persyaratan Kredit untuk Take Over Pinjaman
Persyaratan kredit untuk take over pinjaman di Bank BRI umumnya mirip dengan persyaratan pengajuan kredit baru. Beberapa persyaratan yang umum meliputi: kemampuan membayar (melalui analisa penghasilan dan pengeluaran), riwayat kredit yang baik (terbebas dari tunggakan pembayaran di masa lalu), dan agunan (jika diperlukan). Bank BRI akan melakukan penilaian risiko kredit untuk memastikan kemampuan Anda dalam membayar kewajiban pinjaman baru. Dokumen pendukung seperti slip gaji, bukti kepemilikan aset, dan surat keterangan kerja sangat penting untuk dilampirkan.
Langkah Jika Pengajuan Take Over Pinjaman Ditolak
Penolakan pengajuan take over pinjaman bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti riwayat kredit yang kurang baik, ketidakmampuan membayar cicilan, atau ketidaksesuaian agunan yang ditawarkan. Jika pengajuan ditolak, sebaiknya Anda meminta penjelasan detail dari pihak Bank BRI mengenai alasan penolakan tersebut. Setelah memahami alasan penolakan, Anda dapat melakukan beberapa langkah perbaikan, seperti memperbaiki riwayat kredit, meningkatkan penghasilan, atau mencari agunan yang lebih sesuai. Alternatif lain adalah mencoba mengajukan take over ke bank lain atau mempertimbangkan opsi refinancing di bank lama.
Tips dan Strategi Sukses Take Over Pinjaman Bank BRI
Take over pinjaman Bank BRI bisa menjadi solusi cerdas untuk mendapatkan suku bunga yang lebih rendah dan meringankan beban finansial. Namun, keberhasilannya bergantung pada perencanaan dan strategi yang tepat. Berikut beberapa tips dan strategi yang dapat Anda terapkan untuk meningkatkan peluang keberhasilan take over pinjaman Bank BRI.
Tips Meningkatkan Peluang Keberhasilan Take Over
Menyiapkan diri dengan baik sebelum mengajukan take over sangat penting untuk meningkatkan peluang keberhasilan. Beberapa tips yang dapat Anda pertimbangkan meliputi:
- Memiliki Riwayat Kredit yang Baik: Riwayat kredit yang bersih dan terjaga dengan baik akan meningkatkan kepercayaan bank terhadap kemampuan Anda dalam melunasi pinjaman.
- Menyiapkan Dokumen yang Lengkap: Pastikan semua dokumen persyaratan telah disiapkan dengan lengkap dan akurat untuk mempercepat proses pengajuan.
- Membandingkan Penawaran dari Beberapa Bank: Lakukan riset dan bandingkan penawaran dari beberapa bank untuk mendapatkan suku bunga dan kondisi terbaik.
- Memiliki Sumber Pendapatan yang Stabil: Bukti pendapatan yang stabil dan konsisten akan menunjukkan kemampuan Anda dalam membayar cicilan pinjaman.
- Menyusun Proposal yang Menarik: Susun proposal take over yang jelas, ringkas, dan meyakinkan, serta menyertakan alasan kuat mengapa Anda layak mendapatkan persetujuan.
Strategi Negosiasi Suku Bunga yang Efektif
Negosiasi merupakan kunci untuk mendapatkan suku bunga yang lebih rendah. Beberapa strategi yang dapat Anda terapkan antara lain:
- Menunjukkan Riwayat Kredit yang Baik: Riwayat kredit yang baik menjadi daya tawar Anda dalam negosiasi suku bunga.
- Membandingkan Penawaran: Dengan membandingkan penawaran dari beberapa bank, Anda memiliki posisi yang lebih kuat dalam negosiasi.
- Menawarkan Jaminan Tambahan: Jika memungkinkan, tawarkan jaminan tambahan untuk meyakinkan bank dan mendapatkan suku bunga yang lebih rendah.
- Menunjukkan Rencana Keuangan yang Matang: Rencana keuangan yang matang menunjukkan keseriusan Anda dalam melunasi pinjaman dan meningkatkan kepercayaan bank.
- Bernegosiasi dengan Tenang dan Profesional: Sikap yang tenang dan profesional akan membantu Anda dalam mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Pentingnya Perencanaan Keuangan yang Matang
Perencanaan keuangan yang matang sebelum melakukan take over sangat krusial untuk memastikan keberhasilan dan menghindari masalah keuangan di masa mendatang. Hal ini meliputi analisis kemampuan membayar cicilan, mempertimbangkan biaya-biaya tambahan, dan memastikan adanya dana darurat.
Daftar Periksa Sebelum Mengajukan Take Over Pinjaman
Berikut adalah daftar periksa yang perlu Anda siapkan sebelum mengajukan take over pinjaman:
- Salinan KTP dan Kartu Keluarga
- Bukti Kepemilikan Aset (jika diperlukan)
- Slip Gaji/Bukti Penghasilan 3 bulan terakhir
- Surat Keterangan Kerja
- Dokumen Pinjaman yang akan di-take over
- Surat Pernyataan Kesanggupan Melunasi Pinjaman
- Surat Permohonan Take Over Pinjaman
Contoh Perhitungan Penghematan Biaya Setelah Take Over
Misalnya, Anda memiliki pinjaman Rp 100.000.000 dengan suku bunga 12% per tahun dan tenor 5 tahun. Cicilan bulanannya sekitar Rp 2.224.444. Jika Anda berhasil melakukan take over dengan suku bunga 9% per tahun dan tenor yang sama, cicilan bulanannya akan menjadi sekitar Rp 1.967.666. Penghematan cicilan bulanan Anda adalah Rp 256.778 (Rp 2.224.444 – Rp 1.967.666). Dalam jangka waktu 5 tahun, total penghematan Anda mencapai Rp 15.406.680.
Perlu diingat bahwa ini hanyalah contoh perhitungan. Besarnya penghematan akan bergantung pada suku bunga awal, suku bunga baru, dan tenor pinjaman.